CATATAN PERJALANAN GUNUNG CIKURAI
June 27, 2013Puncak Cikurai |
21 Juni 2013, 8 Anggota Muda GPA CHEBY 36 sibuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendaki gunung CIkurai Jawa Barat. Persiapan logistic, tenda, perlengkapan masak dan tentunya uang disiapkan sematang mungkin agar perjalanan kali ini berjalan lancar.
Bismillahirrahmannirrahim!
Pukul 20.30 kami mulai bergerak dari halte Bidara Cina,
Jakarta Timur menuju ke terminal Kampung Rambutan mencari bus jurusan Garut.
Karena terjadi beberapa hal diluar perkiraan, kami tiba di terminal Kampung
Rambutan pukul 23.45. Alhamdulillah, setelah menunggu kira-kira 30 menit, bus
yang kami tunggu-tunggu muncul. Tanpa ba-bi-bu kami langsung naik dan mencari
tempat yang PW buat tidur. Dengan membayar 40.000 per orang, kami dengan
nyamannya tidur dalam bus ekonomi AC, tak perlu berdesak-desakan, juga tak
banyak asongan maupun pengamen mondar-mandir.
Puluk 04.30 kami tiba di terminal bus Guntur, Garut. Gelap
masih menyelimuti terminal, akan tetapi adzan Subuh memecah kebutaan pagi itu
dengan lantunan merdunya. Kami pun langsung bergegas menuju masjid terdekat.
Tak jauh dari terminal, masjid yang kami tuju terletak tepat di depan terminal
Guntur, lumayan besar dan bersih. Cocok untuk beribadah sambil melepas lelah
setelah perjalanan yang cukup jauh.
Pukul 06.00 kami bergegas cabut dari masjid dan mencari
angutan yang akan membawa kami sampai di pos pemancar, starting point pendakian
GUnung Cikurai. Setelah negosiasi yang cukup a lot, akhirnya kami sepakat untuk
membayar 35.000 per anak. Pertamanya sih saya ragu dengan harga yang cukup
mahal bagi kalangan pendaki seperti saya. Akan tetapi setelah bertanya sama
kawan pendaki lain, ternyata harganya memang segitu. Aman-aman, tidak di
bohongi sama tu sopir hahaha.
Inilah angkutan yang menawarkan jasa di terminal Guntur |
Bagi pendaki yang ingin membeli keperluan logistic untuk naik bisa meminta sang sopir untuk berhenti di pasar yang letaknya tidak jauh dari terminal Guntur. Disana banyak tersedia bermacam-macam sayuran, beras maupun makanan-makanan ringan. Akan tetapi karena kami sudah membawa semua keperluan logistic, kami memutuskan untuk tidak berhenti di pasar, kami langsung menuju pos pemancar.
UUUUPPSSSSSSS. Ternyata tujuan pertama kami bukan pemancar,
melainkan tempat yang entah gue juga tak tau itu rumah sopirnya atau apa.
Disana kami menunggu rombongan lain yang menyusul, sedangkan sang sopir
tiba-tiba datang dengan mengendarai truk, tidak lagi menggunakan mobil angkot. Sekitar
1 jam kami menunggu rombongan lain untuk bergabung dalam kelompok perjalanan
ini. Mulai dari sini kendaraan kami ganti dengan truk dan kamipun harus berdiri
sepanjang perjalanan. Sekitar 30 pendaki berjubal dalam truk beserta carrier
masing-masing. Kalian bisa bayangkan sendiri betapa sesaknya keadaan di dalam
bak truk tersebut! Ditambah lagi dengan medan yang kami tempuh seperti sungai
kering. BBwwwuuuhh, sungguh perjalanan yang mengesankan. Dari tempat kami
berhenti berganti kendaraan tadi, untuk menuju pos pemancar, kami harus
melewati luasnya perkebunan teh yang tak habis sejauh mata memandang. Di
tengah-tengah perjalanan, ada pos registrasi masuk perkebunan. Setiap orang
bayar 3000 rupiah dan salah-satu dari setiap rombngan harus meninggalkan
fotokopi katp ataupun ktp aslinya. Setelah semuanya selesai , perjalanan
dilanjutkan kembali. Jalan yang tak beraspal, sempit dan berkelok-kelok harus
dilewati demi pos pemancar. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari
terminal Guntur, akhirnya kami tiba juga di pos pemancar. Tepatnya sekitar
pukul 09.30 WIB.
Truk yang mengantar menuju pos pemancar |
Di pos pemancar kami langsung bergegas untuk memasak buat sarapan dan beristirahat melepas lelah setelah sekitar 2 jam berdiri di dalam truk. Yeeaaah, setelah cukup makan dan minum, packing yang bagus, kami siap cus untuk memulai trip kami ke puncak Cikurai. Ternyata di pos pemancar juga ada pos registrasi. Pos ini adalah pos relawan yang memantau setiap pendaki gunung Cikurai. Setiap orang dalam rombongan di data dan harus meninggalkan minimal 2 nomor hp yang aktif. Karena mereka sudah berbaik hati untuk menjaga kami selama perjalanan ke puncak, maksutnya siap untuk dimintai bantuan, kami pun harus memberi sumbangan suka rela kepada mereka. Rombongan kami yang berjumlah 8 orang memberi sumbangan 25.000 ribu, ini sebagai gambaran saja buat calon pendaki CIkurai.
Pukul 10.45 WIB kami memulai perjalanan yang tentunya akan
sangat menguras tenaga. Rintangan pertama dalam pendakian gunung CIkurai adalah
kebun the dan padang ilalang yang panasnya begitu mengyengat kalo di siang
hari. Debu serta keringat berkumpul jadi satu di wajah serta baju kami. Jalanan
yang menanjak curam membuat perjalanan dalam melewati medan ini membutuhkan
waktu yang cukup lama. Karena ada suatu halangan, perjalanan kami menuju pos 1
agak tersendat. Estimasi kami meleset, kami sampai di pos 1 pukul 12.36 WIB.
Sekitar 20 meter sebelum pos 1 terdapat sumber air yang berasal dari pipa yang
bocor. Disitu kami bisa berwudhu dan mengisi botol yang sudah kosong. Akan
tetapi jangan mengandalkan sumber air ini untuk mengisi perbekalan anda. Belum
tentu pipa ai ini bocor waktu anda naik, siapa tau sudah diperbaiki oleh warga.
Kebun teh, gerbang pendakian Cikurai |
Sesampainya di pos 1, kami sholat dhuhur yang dijamak kosor
dengan sholat asar. Pos satu sebenernya gak begitu luas sih, tetapi karena kami
rombongan terakhir yang naik Cikurai jadinya pos ini sepi. Setelah sholat dan
istirahat selama 30 menit kami langsung melanjutkan perjalanan kami. Perjalanan
menuju pos 2 sama menanjaknya seperti menuju pos 1, bedanya cuma tidak ada lagi
padang ilalang sepanjang perjalanan.
Memasuki hutan |
Pukul 13.37 WIB akhirnya kami sampai di pos 2. Pos 2 luasnya
tidak jauh dari pada pos 1. Hanya saja pos 2 permukaan tanahnya lebih rata
daripada pos 1 tadi. Mengingat waktu sudah hamper pukul 2 sedangkan perjalanan
masih jauh, kami tak lama istirahat di pos 2.
Jarak pos 2 ke pos 3 merupakan jarak pos ter panjang dari
jarak pos-pos lainnya. Dengan jalan yang sama dengan yang sebelum-sebelumnya,
tidak ada bonus. Setelah sekian lama berjalan akhirnya kami sampai juga di pos
3 pukul 15.05 WIB. Area pos 3 cukup luas dan rata. Cocok untuk lama-lama
beristirahat. Mengingat perjalanan pos 3 menuju pos 4 setelah ini merupakan
rute terberat, kami pun beristirahat cukup lama disini, 25 menit.
Melepas lelah di pos 3 |
Waktu terus berjalan. Matahari sudah malu-malu menampakkan
cahayanya. Kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 5. Mulai
darisini rombongan kami terbagi menjadi dua. Dua orang pembawa tenda berjalan
duluan untuk mengetag tempat buat kami bermalam. Mengingat jumlah pendaki pada
hari itu hampir mencapai 100 orang, saya takut kalau kami gak dapet tempat
nge-camp yang strategis. Jarak pos 4 ke pos 5 menurut saya jarak yang paling
dekat dibandingkan jarak antar pos yang lainnya. Karena ada suatu hal, kami
terpaksa jalan melambat. Mengingat stamina yang mulai menipis dan badan yang
sudah tak tahan menahan beban di bahu. Pukul 16.20 akhirnya kami tiba juga di
pos 5.
Medan menuju pos 5 |
Setelah istirahat 10 menit kami melanjutkan perjalanan kami.
Karena ada teman kami yang sudah berada pada limitnya, akhirnya 3 teman kami
yang lainnya pergi duluan menuju pos 6 menuyusul 2 orang yang sudah di depan.
Sekarang tinggal 3 orang berada di rombongan paling belang. Aku, bersama 2
teman. Perjalanan menuju pos 6 terasa sangat lambat. Berjalan sambil menunggu
teman yang sudah tak sanggup lagi berjalan sungguh menguji kesabaran kami.
Langit semakin menggelap, dan kami pun tak kunjung mendapatkan petunjuk bahwa
kami sebentar lagi tiba di pos 6. Dengan sangat sabar, aku bersama satu temanku
membimbing dan menemani temanku satunya lagi yang berdiripun susah, apalagi
berjalan. Sungguh perjalanan yang dramatis. Akhirnya pukul 17.30 kami semua,
rombongan Batakyon 36, ber 8 sudah tiba di tenda.
Ketika saya bersama 2 teman lainnya tiba di camp, ternyata 5
teman yang sudah naik duluan sedang masak buat makan malam kami. Menu special:
mie goring, oseng-oseng labu + wortel + nasi sudah lebih dari cukup untuk
mengganjal perut kami yang sudah keroncongan dari tadi. Tak lupa setelah makan
malam kamipun shalat maghrib yang dijamak dengan shalat isya. Setelah
beres-beres sekitar tenda dan bekas masak, kami meluangkan waktu untuk kumpul
dan bercanda dengan tema yang sederhana. Pukul 20.30 kami bersiap untuk tidur,
istirahat sebelum esok dini hari pukul 03.00 summit attack. Oia, malam itu kebetulan sedang ada moster moon. Bulan
tampak besar bulat berada di atas kepala kami. Sinar yang dipatulkannya membuat
malam kami di gunung Cikurai lebih terang dan tampak lebih berkesan.
Kondisi pos 6, tempat kami camp |
Pukul 04.37 kami tiba di pos 7, pos terakhir sebelum puncak.
Tak perlu waktu lama dari pos 7 untuk sampai di puncak. Kami hanya butuh 8
menit untuk sampai di puncak, tepatnya pukul 04.45 WIB. Alhamdulillah, kami
tiba di puncak sebelum fajar menyingsing. Rembulan masih gagak menampakkan
wujudnya di ufuk barat, malu-malu dengan gelegat wujud sang mentari yang akan
menampakkan kegagahannya di bumi Cikurai. Beberapa menit setelah kami tiba di
puncak, tiba saatnya untuk berfoto-foto ria dengan background sun rise Cikurai.
Pemandangan Gunung Ciremai dan Gunung Slamet yang berdiri gagah di sebelah
timur dan masih banyak lagi gunung yang gagah mengitari Gunung Cikurai membuat
pesona Puncak Cikurai tak kan pernah pupus. Selalu membuat decak kagum para
pendaki. Sebagai bayaran yang pas atas perjuangannya menakhlukkan terjalnya
gunung bertinggi 2818 mdpl.
Subhanallah, tiada sekutu bagi-Mu. Aku bersaksi atas segala
ciptaan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah Tuhan pencipta kehidupan, electron
berputar mengelilingi proton dan neutron. Bumi beserta 8 planet lainnya
berputar mengelilingi matahari. Semua ini tiada lain adalah kekuasaan-Mu.
Saat subuh menjelang, langit yang indah |
Formasi 8 |
Oia, keadaan puncak Cikurai waktu itu sangatlah ramai.
Tenda-tenda bertebaran di berbagai sudut puncak. Lebih dari 7 tenda berada
tepat di puncak, dan masih banyak tenda lagi ang berada sedikit di bawah
puncak. Sungguh ramai puncak Cikurai pagi itu.
Pukul 09.00 kami memutuskan untuk turun, kembali ke pos 6
untuk berkemas-kemas sebelum kami kesiangan. Pukul 10.00 kami sudah tiba di pos
6. Tak butuh waktu lama untuk kami ber packing. Pukul 10.30 kami memulai
perjalanan turun dari pos 6.
Pukul 12.30 akhirnya kami sampai di pos pemancar.
Alhamdulillah tanpa banyak halangan kami berhasil menakhlukkan gunung CIkurai.
Mengingat ini adalah pendakian pertama bagi beberapa teman saya, banyak
kenangan yang tertulis di pendakian ini. Semoga pendakian ini sebagai awal dari
rangkaian petualangan hidup mereka dalam mencari jati diri dan makna kehidupan.
14.00. Dengan menyewa mobil pick-up angkutan khusus pendaki
Cikurai, dengan bayar 35.000 rupiah kami meninggalkan pos pemancar menuju
terminal Guntur. Hanya lambaian tangan dan tatapan syahdu dan bangga, itulah
yang hanya bisa kami lakukan untuk mengucapkan selamat itnggal Cikurai, tunggu
lain waktu untuk berkunjung di tanahmu lagi.
Setelah makan, kami mencari bus jurusan Pasar Rebo. Pukul
16.45 kami akhirnya telah berada dalam bus ber AC. Dengan bayar 35.000 kami
leluasa untuk tidur melepas lelah. Pukul 23.00 kami tiba di Pasar Rebo. Kami
langsung naik angkot 06 menuju Kampung Melayu. Pukul 00.15 akhirnya kami sudah
berada di kontrakan/kos masing-masing dengan selamat.
Total biaya per orang sekitar 195.000 per orang sudah
termasuk 1x makan di warung makan.
1 komentar
Keren kak.. Duh, jadi pengen kesana.. :3
ReplyDelete