Mahameru, 1 September 2013 |
Rabu,
28 Agustus 2013 pukul 11.00 siang, kami
ber 5 (Ardi, Ayub, Akbar, Ayu, dan Iang) berkumpul di halte trans jakarta Bidara
Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. Disinilah titik awal dimulainya sebuah
perjalanan besar yang mungkin takkan terlupakan sampai kami tua nanti,
perjalanan ke Mahameru. Tujuan pertama kami adalah stasiun Pasar Senen. Kami
menggunakan jasa kereta api Matarmaja untuk mencapai kota Malang, Jawa Timur.
Selain karena murah, menggunakan kereta juga relative lebih aman dan mudah
daripada naik bus. Waktu itu tiket kereta Matarmaja belum disubsidi oleh
pemerintah, sehingga kami harus membayar tiket sebesar 130.000 per orang. Pukul
13.15 kereta mulai bergerak menuju Malang. Sekitar 16 jam harus kami lalui
dengan hanya duduk di dalam kereta. Jenuh, pegal, lapar menjadi teman kami
selama perjalanan. Tak apalah, yang penting kami bisa tiba di Malang dengan
selamat.
Perjalanan
dengan pesona hamparan sawah padi yang amat luas terhampar di bumi Jawa Barat.
Sesampainya di Cirebon kami di suguhkan pemandangan gunung tertinggi Jawa
Barat, yaitu gunung Ceremai. Dari dalam kereta kami bisa menikmati pemandangan
hamparan sawah dengan background gunung Ceremai yang gagah menjulang di saat
langit mengeluarkan lembayungnya.
Berjam-jam
sudah kami duduk di dalam kereta. Lapar, pegal dan bosan sudah mengganggu
kenyamanan perjalanan kami. Kami sampai di sekitar Semarang sekitar pukul
21.30. Karena sudah menderita lapar tingkat akut, akhirnya kami beli makanan
dari pedagang asongan yang tetap nekat masuk kereta meskipun ada larangan
pedagang asongan jualan di kereta. Setelah perut terisi kami mencoba untuk
tidur, meskipun ada beberapa teman yang gak bisa tidur karena baru pertama kali
naik kereta #uppss. Akhirnya di pagi yang gak begitu cerah, sekitar pukul 08.00
kami tiba di setasiun Kota Baru Malang dengan selamat dan badan yang
pegal-pegal. Tak disangka-sangka. ternyata banyak juga rombongan pendaki yang
turun dari kereta Matarmaja, ada yang dari Jakarta, Bogor, dll.
Dari
setasiun Kota Baru kami langsung mencari carteran angkot yang akan membawa kami
ke Pasar Tumpang. Dengan membayar 100.000 mobil carteran tersebut akan membawa
kita ke pasar Tumpang yang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam
perjalanan. Pasar Tumpang merupakan pintu awal dari proses perjalanan ke
Mahameru. Di sini kami bikin surat keterangan sehat di pukesmas yang letaknya
tak jauh dari pasar Tumpang. Kalau kalian gak tau tempatnya santai aja, entar
mas-mas sopir mobil tau kok tempatnya. Dengan membayar Rp 6000,00 surat
keterangan sehat sudah ada di tangan kami. Setelah selesai mengurus surat
keterangan sehat, kami meneruskan sedikit lagi perjalanan untuk sampai di
basecamp pasar Tumpang. Setelah 10 menit perjalanan dari puskesmas akhirnya
kami sampai juga di basecamp. Disana ternyata sudah ada beberapa rombongan
pendaki baik itu yang udah mau pulang maupun yang mau berangkat naik ke Semeru seperti
kami.
Di
basecamp pasar Tumpang, kami melengkapi bekal pendakian yang belum kami beli,
seperti buah-buahan, air mineral, snack, dan sayuran buat masak nanti. Setelah
semua rombongan pendaki siap untuk diberangkatkan, kami segera naik truk yang
akan membawa kami ke pintu gerbang pendakian gunung Semeru, Ranu Pane. Tepat
pukul 11.15 kami mulai perjalanan ke Ranu Pane, butuh waktu sekitar 2 jam
dengan medan yang cukup ekstrim untuk sampai disana. Pemandangan yang kami
lewati saat menuju Ranu Pane sungguh luar biasa hebat. Setelah kami melewati
pintu gerbang Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru kami di suguhkan oleh
pemandangan elok hamparan luas bukit-bikit seperti yang sering kita lihat di
Teletubies. Selain itu puncak Mahameru juga sesekali kami lihat kegagahannya
yang tentunya semakin membuat kami tak sabar untuk menapakkan kaki kami di
puncak tertinggi pulau Jawa. Biaya transport untuk menuju Ranu Pane pake truk
ini cukup murah dibandingkan dengan menggunakan jeep, yaitu Rp 35.000,00.
Ranu Pane |
Gapura Selamat Datang Para Pendaki Semeru |
Setelah
semua perijinan selesai, kami langsung memulai perjalanan yang kelak tak
terlupakan dalam hidup kami, perjalanan 5 pemuda-pemudi menuju puncak Mahameru.
Jalur yang kami lewati setelah pos registrasi adalah jalur beraspal yang
mengantar kami menuju gapura “selamat datang para pendaki gunung Semeru”. Setelah
gapura selamat datang, jalur menanjak yang lumayan panjang harus kami lalui.
Setelah berjalan kurang lebih setengah jam, kami akhirnya sampai di Landengan
Dowo yang berjarak 3 km dari Ranu Pane. Tak pelu lama-lama kami istirahat di
pos ini mengingat hari sudah semakin sore dan perjalanan kami masih cukup jauh.
Jalur selanjutnya yang kami lalui setelah pos Landengan Dowo adalah jalur datar
yang melipir di samping-samping bukit. Hutan yang lebat di kanan-kiri jalur
pendakian membuat nuansa alam gunung Semeru terasa banget menemani perjalanan
kami. Jarak antara pos 1 Landengan Dowo menuju pos 2 Watu Rejeng lumayan lama,
yaitu sekitar 1 jam. Saat itu waktu menunjukkan pukul 17.30 ketika kami sampai
di pos 2 Watu Rejeng. Hari sudah semakin gelap dan kami baru mencapai separuh
dari perjalanan untuk mencapai Ranu Kumbolo. Kami istirahat sejenak, makan snek
sambil menunggu waktu maghrib. Pukul 18.00 kami melanjutkan perjalanan menuju
pos 3 yang gak ada namanya #mungkin. Jalan menuju pos 3 masih seperti jalur
menuju pos 2, melipir-melipir di samping bukit. Kurang lebih pukul 18.45 kami
sampai di pos 3. Setelah pos 3 jalur pendakian mulai menanjak tetapi tak begitu
pangjang tanjakannya. Setelah 4 jam perjalanan dari Ranu Pane, akhirnya
perjuangan kami terbayar dengan pemandangan yang amat menawan Ranu Kumbolo.
Pesona Ranu Kombolo di malam hari kami nikmati dengan ditemani oleh rintik
gerimis yang membasahi tubuh kami. Sungguh menawan. Gelombang-gelombang kecil
yang memantulkan cahaya malam dan dikelilingi oleh cahaya-cahaya senter yang
berasal dari dalam tenda membuat pemandangan malam itu di Ranu Kumbolo terasa
begitu mempesona.
Pos 2 Landengan Dowo |
Jalan
menurun yang curam harus kami lalui ketika kami hampir sampai di bibir Ranu
Kumbolo. Di bibiran atau tepi Ranu Kumbolo merupakan nge-camp favorit bagi para
pendaki. Selain tempatnya yang datar dan luas, kami juga mudah untuk mencari
air. Tetapi tempat yang sebenarnya paling bagus buat nge-camp berada di
seberang bukit depan kami, tempat dimana belakangnya ada Tanjakan Cinta dan
kita bisa melihat sun rise dari tempat itu. Dengan kondisi kami yang udah
capek, malam yang semakin larut, dan ditambah dengan hujan yang mulai agak
lebat membuat kami memutuskan nge-camp di lokasi ini. Waktu menunjukkan pukul
20.45 tenda kami sudah berdiri dan kami mulai untuk memasak buat makan malam
kami. Makan malam yang sangat berkesan, makan malam di pinggir Ranu Kumbolo
besama kawan-kawan di tengah hujan rintik-rintik di luar. Akhirnya pukul 22.00
kami berlima terlelap tidur, berharap esok akan menjadi hari yang indah juga
seperti hari ini.
Suatu pagi di Ranu Kumbolo |
Sabtu,
31 Agustus 2013, pagi yang cerah di Ranu Kumbolo dengan langit yang bersih
membiru dan udara dingin yang menusuk tulang menyapa padi hari kami. Sesi
foto-fotopun tak terelakkan di pagi itu, foto dengan background pesona Ranu
Kumbolo memang menjadi primadona setiap orang. Setelah puas foto-foto, kami pun
segera menyiapkan sarapan pagi. Hari yang panjang akan kami lalui, perjalanan
yang panjang dari Ranu Kumbolo sampai Arcopodo akan kami jalani pada hari itu.
Sarapan dengan menu sederhana ala kadarnya menjadi sumber energy untuk
menjalani hari itu.
Pukul
10.30 kami memulai perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju Arcopodo. Jalur pertama
yang kami lalui adalah menyusuri pinggiran Ranu Kumbolo dengan melipir di
pinggiran bukit. Keindahan yang tiada tara kami dapatkan dari ketinggian ini.
Memandang luasnya biru air Ranu Kumbolo. Setelah itu, Tanjakan Cinta menyapa
kami dengan trek yang menanjak tanpa ada bonus sepanjang kurang lebih 200
meter. Jika anda berjalan tanpa berhenti dengan kecepatan berjalan normal, anda
akan mencapai puncak tanjakan cinta hanya dengan waktu 4 menit. Akan tetapi
waktu untuk melewati Tanjakan Cinta bisa mencapai lebih dari 10 menit jika anda
sedikit-sedikit berhenti. Tanjakan Cinta ini memang cukup berat untuk di lalui,
tetapi jika anda menikmatinya akan terasa ringan. Sesampai di puncaknya anda
bisa menyaksikan area Ranu Kumbolo yang sangat luas dan anda sangat merugi jika
tidak mengabadikannya dikamera anda.
Tanjakan Cinta |
Setelah
melewati Oro-Oro Ombo, pukul 11. 35 sampailah kita di pos Cemoro Kandang.
Tempat ini sangatlah cocok untuk beristirahat sejenak seteah kita ngos-ngosan
dan berpansa-panasan melewati Tanjakan Cinta dan Oro-Oro Ombo yang begitu luas.
Setelah tenaga dan nafas kami kembali normal, kami segera melanjutkan
perjalanan. Jalur yang kami lewati setelah Cemoro Kandang tak begitu sulit, tak
ada tanjakan dan haling-rintangan yang berarti, tetapi tetap waspada dan jangan
sombong.
Pos Cemoro Kandang |
Setelah
berjalan kurang lebih 2 jam dari Cemoro Kandang, akhirnya pukul 13.47 kami
sampai pos Jambangan. Dari pos Jambangan puncak Mahameru sudah terlihat gagah
merdiri di depan kepala kami. Pemandangan yang sangat mengagumkan, dan membuat
semangat kami berkobar lebih dahsyat untuk menapaki puncak Mahameru. Pos
Jambangan adalah pos terakhir sebelum kami sampai di pos Kalimati. Butuh waktu
perjalanan sekitar 1 jam dari pos Jambangan untuk sampai di Kalimati dengan
trek yang tak begitu sulit. Pukul 15.00 kami akhirnya sampai juga di pos
Kalimati. Pos Kalimati merupakan tempat camp yang direkomendasikan oleh
pengelola kawasan gunung Semeru. Selain itu, Kalimati juga merupakan batas
pendakian gunung Semeru, asuransi yang diberikan oleh pengelola cuma sampai
Kalimati. Jadi, kalau kita mau naik sampai Mahameru, resiko ditanggung sendiri
ya hehehe.
Pos Kalimati |
Di
sekitar Kalimati terdapat sumber mata air yang letaknya kira-kira 60 menit
perjalanan bolak-balik. Lumayan jauh sih, medannya juga lumayan rumit. Tetapi
disinilah mata air terakhir yang ada sebelum kita naik menuju Mahameru. Maka
dari itu, bawalah botol air sebanyak-banyaknya agar kalian tidak bolak-balik
untuk mengambil air mengingat tempatnya yang lumayan jauh dari Kalimati. Setelah kami mengisi persediaan air, sholat, dan
sedikit ngemil, kami melanjutkan perjalan menuju Arcopodo. Di Arcopodolah kami
berencana mau ngecamp sebelum dinihari nanti kami melakukan summit attack.
Mulai dari sinilah pendakian gunung Semeru yang sebenarnya dimulai. Medan untuk
menuju Arcopodo sangatlah rumit dan curam. Hutan lebat mengelilingi jalur
pendakian dengan sesekali jurang yang
menganga berada di sebelah kiri kami. Hari sudah mulai gelap, kami harus segera
sampai di Arcopodo sebelum waktu maghrib tiba. Tepat pukul 17.50 kami akhirnya sampai
juga di Arcopodo. Kami langsung mendirikan tenda dan segera memasak buat makan
malam kami. Sungguh perjalanan yang hebat hari itu. Cuaca di Arcopodo pada saat
itu cerah, akan tetapi angina bertiup begitu kencang. Tendapun kemungkinan kalo
dalamnya tak terisi barang-barang bisa terlempar saking kencangnya angina pada
waktu itu. Untungnya tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada malam itu
sehingga kami bisa beristirahat dengan nyaman.
Sumber mata air di dekat Kali Mati |
Trek menuju Mahameru yang sangat-sangat sulit |
Cuaca
puncak Mahameru waktu itu sangat cerah, akan tetapi anginnya sangat kencang
sehingga kami tak mampu berlama-lama di puncak. Setelah puas menikmati pesona
puncak tertinggi di pulau Jawa dan berfoto-foto ria, kami memutuskan untuk
turun lagi menuju Arcopodo. Waktu itu menunjukkan pukul 07.30 kami memulai untuk
perjalan turun. Perjalanan turun kali ini terasa begitu kontras dengan
perjalanan naik dinihari tadi. Kami turun cari Mahameru sampai di Cemoro
Tunggal Cuma sekitar 45 menit. Lalur berpasir dengan sedikit bebatuan besar
sungguh mengasikkan untuk tempat berlari-lari hehehehe. Tapi ini jangan ditiru
ya kawan, ini contoh yang tidak baik. Pukul 09.30 kami sampai di Arcopodo lagi
dan istirahat, tiduran. Kami tidak masak di pagi itu karena air yang kami bawa
sudah hampir habis. Hanya bisa buat bekal perjalanan turun menuju Kalimati.
Mahameru :D |
Pukul
12.30 kami mulai perjalanan turun menuju Kalimati. Perjalanan siang itu terasa
begitu berat karena kami belum sarapan, hanya menghabiskan spageti yang kami
masak waktu malam hari kemarin. Perut panas dan kaki pegal-pegal membuat
perjalanan kembali ke Kalimati terasa begitu berat. Akhirnya setelah melakukan
perjalanan yang begitu berat dan menyiksa, pukul 13.47 kami tiba juga di
Kalimati. Kami istirahat sejenak di bawah pohon sambil menikmati pesona puncak
Mahameru yang tadi pagi kami singgahi walau hanya sebentar. Setelah puas
beristirahat, kami mulai untuk mengambil air lagi buat masak dan perjalanan
turun menuju Ranu Kumbolo. Siang itu kami sangat nyaman istirahat di Kalimati
berteduh di bawah rindangnya pohon-pohon sambil menikmati pemandangan hamparan
luasnya Kalimati dan Mahameru yang menjulang gagah tepat di hadapan kami.
Kami
mulai melangkah menuju Ranu Kombolo dari Kalimati sekitar pukul 16.15. Ya,
sangat terlambat bagi kami untuk memulai perjalanan menuju Ranu Kumbolo sore
itu. Alhasil belum juga kami sampai di Cemoro Kandang, waktu maghrib sudah
tiba. Setelah berhenti sejenak, kami melanjutkan perjalanan di malam hari.
Menembus luasnya Oro-Oro Ombo dengan ditemani cahaya senter dan cahaya bulan
yang malu-malu menampakkan wujudnya membuat perjalanan malam itu terasa
mencekam. Tak banyak obrolan sepanjang perjalanan malam itu, hanya deru nafas
yang terdengar dari kami yang semakin lelah. Setelah lama kami berjalan,
akhirnya pukul 19.30 kami sampai juga di Ranu Kumbolo dengan selamat.
Seperti
biasa, Ranu Kumbolo selalu ramai dengan tenda dan orang-orang yang ingin
menikmati pesona gunung Semeru. Kami langsung mendirikan tenda dan masak buat
makan malam kami. Malam itu adalah malam terindah bagi kami. Ditemani ribuan
bintang yang bertaburan di luasnya langit dan luasnya Ranu Kumbolo dengan
ombak-ombak kecilnya membuat hati ini terasa tenang, nyaman dan bersyukur akan
nikmat dan Anugrah-Nya. Malam itu seakan kami gak mau tidur, gak rela melepasin
malam terakhir kami di Ranu Kumbolo yang begitu indah. Akan tetapi rasa capek
kami mengalahkan semua itu. Akhirnya kami tertidur dan berharap bisa menikmati
sun rise esok paginya.
Saat-saat terakhir di Ranu Kumbolo |
Sinar
natahari mulai menyingsing dari celah bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo. Ya,
hari itu hari senin, 2 September 2013, kami menikmati indahnya sun rise di Ranu
Kumbolo. Dingin tak menjadi masalah bagi kami untuk berfoto-foto ria di Ranu
Kumbolo, dan hari ini merupakan hari terakhir bagi kami untuk berpetualang di
gunung Semeru. Seakan-akan di hari itu kami tak mempunyai beban hidup apapun,
seakan kami terlepas dari hiruk pikuk kehidupan mahasiswa kedinasan. Kami bebas
maungapain aja di hari itu. Sampai-sampai kami terlambat lagi untuk turun ke
Ranu Pane.
Perjalanan
dari Ranu Kumbolo sampai Ranu Pane membutuhkan waktu 4 jam. Tetapi kami memulai
perjalanan dari Ranu Kumbolo sekitar jam 16.30. Ya terpaksa deh nanti terjebak
malam seperti perjalanan kemaren, dari Kalimati menuju Ranu Kumbolo. Sampai di
pos 3 waktu maghrib sudah datang. Kami istirahat sejenak dan menyiapakan senter
dan headlamp kami. Malam itu terasa sepi sekali, maklum kayaknya kami adalah
pendaki terakhir yang turun ke Ranu Pane pada hari itu. Cuma sesekali
berpapasan dengan kelompok-kelompok pendaki yang mau ke Ranu Kumbolo.
Perjalanan malam itu terasa sangat lama. Perasaan takut menghinggapi kami ber
5. Kami berjalan berdekatan dan terus mengobrol agar komunikasi diantara kami
tidak terputus. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang lama dan menyeramkan
kami sampai juga di pos registrasi Ranu Pane sekitar pukul 19.30. Kami langsung
mengurus laporan bahwa kami telah sampai di Ranu Pane dengan selamat dan
setelah itu langsung pesan makanan di warung dekat pos registrasi.
Rencana
kami selanjutnya adalah pergi ke Bromo. Malam itu kami langsung cari jeep
sewaan yang bisa mengantar kami ke Bromo. Setelah negosiasi yang lumayan lama
akhirnya kami menyepakati harga Rp 800.000 dan kami diizinkan untuk bermalam di
rumah si pemilik jeep. Meskipun kami tidur di ruang tamu gak papa sih yang
penting kami aman dan besok dini hari bersiap untuk berpetualang di Bromo
hehehe.
Busway
Bidara CIna – P. Senen 3500
Kereta
Matarmaja 130.000
Mobil
stasiun Baru – pasar Tumpang 20.000/orang
Truk
pasar Tumpang – Ranu Pane 35.000/orang
Registrasi 10.000/orang