CATATAN PERJALANAN GUNUNG GEDE

December 31, 2012



Juli 2012, saya dan kawan-kawan se-almamater melakukan pendakian umum di Gunung Gede. Gunung yang terletak di antara 3 kabupaten yaitu Bogor, Sukabumi dan Cianur ini mempunyai ketiggian 2958 mdpl. Gunung Gede masih berada di kawasan taman nasioal Gede Pangrango yang merupakan salah satu dari 5 taman nasional pertama yang diresmikan oleh pemerintah pada tahun 1980.
            Ada dua jalur pendakian ke puncak Gunung Gede, yang pertama dari Cibodas dan yang ke dua dari Gunung Putri. Rute dari Cibodas merupakan rute favorit para pendaki Gunung Gede karena medannya yang tidak cukup sulit tetapi konsekuensinya retenya lebih panjang dari pada lewat Gunung Putri. Sepanjang jalur pendakian Cibodas, sumber mata air mudah di peroleh, dan ada sumber air panas di pertengahan jalur. Tempat ini bisa digunakan sebagai tempat melepas lelah sambil merendamkan kaki yang kaku-kaku ke air panas dan bisa juga sambil memasak telur rebus ataupun mi instant.
            Di pendakian umum ini, kami memilih jalur pendakian lewat Gunung Putri. Jalur Gunung Putri terkenal akan medannya yang sulit, akan tetapi jarak tempuhnya lebih dekat daripada lewat Cibodas. Selama perjalanan, kami disuguhi akan lebatnya hutan di kawasan Gunung Gede. TIdak ada sumber air yang tesedia di jalur Gunung Putri, maka dari itu, kami harus membawa bekal yang cukup untuk mencapai lokasi camp, yaitu Surya Kencana. Kanopi-kanopi lebat yang menghalangi sinar matahari menyinari dasar hutan membuat tanah di sini terasa lembab. Dengan medan yang terus menanjak tanpa ada “bonus” rute ini menuntut kami berkerja lebih keras untuk sampai di Surya Kencana. Surya Kencana merupakan padang edelweis yang sangat luas, areanya lebih dari 50 ha yang biasanya sebagai tempat camp para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke puncak. Di Surya Kencana ini terdapat mata air yang bisa membuat para pendaki tenang akan kebutuhan air mereka. Kita bisa santai bercengkrama dengan teman-teman dengan ditemani udara dingin khas gunung dan menghangatkan diri dengan segelas kopi maupun teh.
            Kami hanya membutuhkan waktu 6 jam untuk sampai di Surya kencana. Kami berangkat dari Gunung Putri puul 08.00 dan sampai di Surya Kencana pukul 14.00. Kami pun mempunyai banyak waktu luang utuk berfoto-foto ria di tengah padang edelweis. Sayang beribu sayang, padang edelweis yang begitu elok ini sering menjadi korban ulah  manusia yang tak bertanggung jawab. Hampir setiap tahun padang edelweis ini mengalami kebakaran dan pengrusakan. Yang dahulu wilayah Surya Kencana ini penuh akan pohon edelweis, sekarang hanya tinggal sebagian saja yang pohon edelweis yang masih bertahan. Banyak usaha telah dilakukan oleh pengelola taman nasinal Gede Pangrango untuk melestarikan padang edelweis di Surya kencana. Mulai penutupan jalur pendakian disaat puncak musim kemarau sampai pelarangan membuat api unggun di kawasan Surya kencana. Akan tetapi larang hanyalah larangan. Masih banyak manusia-manusia yang tidak sadar akan resiko yang timbul akibat perbuatannya. Waktu saya nge-camp di sana, masih banyak pendaki-pendaki lain yang tetap membuat api unggun dengan alasan untuk menghangatkan badan.
            Matahari berpamitan di ufuk barat, pertanda malam segera datang. Udara dingin yang menusuk tulang menyerang kami dari berbagai penjuru. Baju tebal, tutup kepala, kaos tangan, kaos kaki, semuanya tidak mampu meredam serangan udara dingin di Surya kencana. Berkumpul di dalam tenda adalah solusinya. Tidur dengan posisi “sarden” saling berhimpitan membuat badan kami terasa lebih hangat.
            Subuh pun tiba. Waktu keluar dari tenda, seluruh tubuh langsung menggigil hebat. Dinginnya minta ampun, waktu itu suhunya mencapai dibawah 5 derajat. Tetapi shalat Subuh tetap tidak boleh di tinggalkan. Dengan tubuh menggigil, kami berwudhu menggunakan embun yang dinginnya bagaikan es. Kulit langsung kaku ketika embun-embun itu bersentuhan. Setelah shalat Subuh, kamipun bergegas untuk menyiapkan sarapan dan langsung menuju puncak Gunung Gede.
            Perjalanan dari Surya Kencana ke puncak Gunung Gede hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam perjalanan. Tetapi perjalanan ini merupakan rute terberat dari rangkaian rute yang kami lewati sebelumnya. Trek yang terus menanjak dan curam, jalan setapak yang sempit membuat jalan kami agak tersendat. Di perjalanan ini dibutuhkan stamina dan konsentrasi yang tinggi. Jalur yang curam, bebatuan dan banyak akar pohon ditengah jalur membuat kami selalu hati-hati.
            Setibanya di puncak kami langsung disuguhi pemandangan gagahnya gunung Pangrango yang berada tepat disamping Gunung Gede. Kawah dalam menganga luas di tenagah-tengah puncak gunung yang masih mengeluarkan asap putih menandakan bahwa Gunung Gede masih aktif. Pemandangan nan elok memanjakan mata, langit biru dengan semburat garis putih diatas dan titik-titik kota di bawah, membuat tubuh ini malas untuk bergerak dan kembali turun dari puncak Gunung Gede. Sayangnya puncak Gunung Gedhe tidaklah begitu luas. Modelnya panjang melengkung dengan lebar sekitar 2-5 meter saja.
            Pukul 09.00 kami pun turun dari puncak Gunug Gede. Rute yang kami ambil waktu turun yaitu rute Cibodas. Membutuhkan kurang lebih 6 sampai 7 jam untuk menuruni Gunung Gede. Ada 2 pos peristirahatan di jalur Cibodas yang dapat kita manfaatkan untuk beristirahat dan memasak. Selain itu di perjalanan kami juga melewati sumber air panas yang dapat kita manfaatkan untuk merebus telur maupun untuk berendam melepas lelah. Tidak banyak rintangan di jalur cibodas, tidak banyak terdapat turunan/tanjakan curam seperti di jalur GUnung Puteri. Akhirnya sekitar puku 16.00 kami sampai di taman wisata Cibodas.

You Might Also Like

0 komentar