Juli
2012, saya dan kawan-kawan se-almamater melakukan pendakian umum di Gunung
Gede. Gunung yang terletak di antara 3 kabupaten yaitu Bogor, Sukabumi dan
Cianur ini mempunyai ketiggian 2958 mdpl. Gunung Gede masih berada di kawasan taman
nasioal Gede Pangrango yang merupakan salah satu dari 5 taman nasional pertama
yang diresmikan oleh pemerintah pada tahun 1980.
Ada dua jalur pendakian ke puncak
Gunung Gede, yang pertama dari Cibodas dan yang ke dua dari Gunung Putri. Rute
dari Cibodas merupakan rute favorit para pendaki Gunung Gede karena medannya yang
tidak cukup sulit tetapi konsekuensinya retenya lebih panjang dari pada lewat
Gunung Putri. Sepanjang jalur pendakian Cibodas, sumber mata air mudah di
peroleh, dan ada sumber air panas di pertengahan jalur. Tempat ini bisa
digunakan sebagai tempat melepas lelah sambil merendamkan kaki yang kaku-kaku
ke air panas dan bisa juga sambil memasak telur rebus ataupun mi instant.
Di pendakian umum ini, kami memilih
jalur pendakian lewat Gunung Putri. Jalur Gunung Putri terkenal akan medannya
yang sulit, akan tetapi jarak tempuhnya lebih dekat daripada lewat Cibodas.
Selama perjalanan, kami disuguhi akan lebatnya hutan di kawasan Gunung Gede. TIdak ada sumber air yang tesedia di jalur Gunung
Putri, maka dari itu, kami harus membawa bekal yang cukup untuk mencapai lokasi
camp, yaitu Surya Kencana. Kanopi-kanopi lebat
yang menghalangi sinar matahari menyinari dasar hutan membuat tanah di sini
terasa lembab. Dengan medan yang terus menanjak tanpa ada “bonus” rute ini
menuntut kami berkerja lebih keras untuk
sampai di Surya Kencana. Surya Kencana merupakan padang edelweis yang sangat
luas, areanya lebih dari 50 ha yang biasanya
sebagai tempat camp para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke
puncak. Di Surya Kencana ini terdapat mata air yang bisa membuat para pendaki
tenang akan kebutuhan air mereka. Kita bisa santai bercengkrama dengan
teman-teman dengan ditemani udara dingin khas gunung dan menghangatkan diri
dengan segelas kopi maupun teh.
Kami hanya membutuhkan waktu 6 jam
untuk sampai di Surya kencana. Kami berangkat dari Gunung Putri puul 08.00 dan
sampai di Surya Kencana pukul 14.00. Kami pun mempunyai banyak waktu luang
utuk berfoto-foto ria di tengah padang edelweis. Sayang beribu sayang, padang
edelweis yang begitu elok ini sering menjadi korban ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Hampir
setiap tahun padang edelweis ini mengalami kebakaran dan pengrusakan. Yang dahulu
wilayah Surya Kencana ini penuh akan pohon edelweis, sekarang hanya tinggal
sebagian saja yang pohon edelweis yang masih bertahan. Banyak usaha telah
dilakukan oleh pengelola taman nasinal Gede Pangrango untuk melestarikan padang
edelweis di Surya kencana. Mulai penutupan jalur pendakian disaat puncak musim
kemarau sampai pelarangan membuat api unggun di kawasan Surya kencana. Akan
tetapi larang hanyalah larangan. Masih banyak manusia-manusia yang tidak sadar
akan resiko yang timbul akibat perbuatannya. Waktu saya nge-camp di sana, masih
banyak pendaki-pendaki lain yang tetap membuat api unggun dengan alasan untuk
menghangatkan badan.
Matahari berpamitan di ufuk barat,
pertanda malam segera datang. Udara dingin yang menusuk tulang menyerang kami
dari berbagai penjuru. Baju tebal, tutup kepala, kaos tangan, kaos kaki,
semuanya tidak mampu meredam serangan udara dingin di Surya kencana. Berkumpul
di dalam tenda adalah solusinya. Tidur dengan posisi “sarden” saling
berhimpitan membuat badan kami terasa lebih hangat.
Subuh pun tiba. Waktu keluar dari
tenda, seluruh tubuh langsung menggigil
hebat. Dinginnya minta ampun, waktu itu suhunya mencapai dibawah 5 derajat.
Tetapi shalat Subuh tetap tidak boleh di tinggalkan. Dengan tubuh menggigil, kami berwudhu menggunakan
embun yang dinginnya bagaikan es. Kulit langsung kaku ketika embun-embun itu
bersentuhan. Setelah shalat Subuh, kamipun bergegas
untuk menyiapkan sarapan dan langsung menuju puncak Gunung Gede.
Perjalanan dari Surya Kencana ke
puncak Gunung Gede hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam perjalanan. Tetapi
perjalanan ini merupakan rute terberat dari rangkaian rute yang kami lewati sebelumnya.
Trek yang terus menanjak dan curam, jalan setapak yang sempit membuat jalan
kami agak tersendat. Di perjalanan
ini dibutuhkan stamina dan konsentrasi yang tinggi. Jalur yang curam, bebatuan
dan banyak akar pohon ditengah jalur membuat kami selalu hati-hati.
Setibanya di puncak kami langsung
disuguhi pemandangan gagahnya gunung Pangrango yang berada tepat disamping
Gunung Gede. Kawah dalam menganga luas di tenagah-tengah puncak gunung yang
masih mengeluarkan asap putih menandakan bahwa Gunung Gede masih aktif.
Pemandangan nan elok memanjakan mata, langit biru dengan semburat garis putih
diatas dan titik-titik kota di bawah, membuat tubuh ini malas untuk bergerak
dan kembali turun dari puncak Gunung Gede.
Sayangnya puncak Gunung Gedhe tidaklah begitu luas. Modelnya panjang melengkung
dengan lebar sekitar 2-5 meter saja.
Pukul 09.00 kami pun turun dari
puncak Gunug Gede. Rute yang kami ambil waktu turun yaitu rute Cibodas.
Membutuhkan kurang lebih 6 sampai 7 jam untuk menuruni Gunung Gede. Ada 2 pos peristirahatan di jalur Cibodas yang dapat
kita manfaatkan untuk beristirahat dan memasak. Selain itu di perjalanan kami
juga melewati sumber air panas yang dapat kita manfaatkan untuk merebus telur
maupun untuk berendam melepas lelah. Tidak banyak rintangan di jalur cibodas, tidak banyak
terdapat turunan/tanjakan curam seperti di jalur GUnung Puteri. Akhirnya
sekitar puku 16.00 kami sampai di taman wisata Cibodas.